Minggu, 21 Oktober 2012



IMPLEMENTASI KTSP

I.                    PENDAHULUAN
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum terbaru di Indonesia yang disarankan untuk dijadikan rujukan oleh para pengembang kurikulum di tingkat satuan pendidikan. KTSP lahir dari semangat otonomi daerah, di mana urusan pendidikan tidak semuanya tanggung jawab pusat, akan tetapi sebagian menjadi tanggung jawab daerah, oleh sebab itu dilihat dari pola atau model pengembangan KTSP merupakan salah satu model kurikulum yang bersifat desentralistik. Dengan pemberian otonomi ini, mulai terbayang sebagian besar guru akan bekerja dengan penuh gairah karena dapat mengekspresikan kreatifitasnya sendiri, suasana kelas akan terasa lebih hidup, karena guru lebih dekat dengan realitas siswa dan dunia sekitar. Namun, pada sisi lain muncul pula kecemasan oleh beberapa pertanyaan yang mengusik. Satu diantaranya, yang dijadikan topik tulisan pada makalah ini adalah bagaimana cara mengimplementasikan KTSP tersebut di sekolah agar berjalan sesuai dengan tujuan yang kita harapkan.
Berawal dari pemaparan diatas, kita bisa mengetahui betapa urgennya implememtasi terhadap pengembangan KTSP di sekolah. Sehingga,  pada makalah ini akan kami uraikan tentang pengertian implementasi KTSP, Karakteristik KTSP, implementasi strategi kurikulum, cara pengembangan aktifitas dan kreatifitas peserta didik serta cara peningkatan motivasi belajar bagi peserta didik.
II.                  PERMASALAHAN
1.       Apa pengertian implementasi KTSP?
2.       Bagaimana karakteristik KTSP?
3.       Bagaimana implementasi KTSP di sekolah?
4.       Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di sekolah, dan apa saja strategi pembelajaran yang digunakan?
5.       Bagaimana cara mengembangkan aktifitas, kreatifitas dan motivasi bagi peserta didik?

III.                PEMBAHASAN
1.       Pengertian Implementasi KTSP
Implementasi merupakan suatu ide, konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. Dalam Oxford Advance Learner’ Dictionary dikemukakan bahwa implementasi adalah: “put something into effect”, (penerapan sesuatu yang memberikan efek atau dampak).
Sedangkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebikajan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, dan efisien pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik.
Berdasarkan definisi di atas, implementasi KTSP didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisien pendidikan dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, dan hak sepenuhnya berada pada otonomi daerahnya masing-masing (desentralisasi).
 implementasi KTSP bisa juga dikatakan sebagai operasional konsep kurikulum yang masih bersifat potensial (tertulis) menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. (Muhammad Joko Susilo, M.Pd, 174-175: 2008)
2.       Karakteristik KTSP
Pada dasarnya, kurikulum terdiri atas 4 desain, yakni desain kurikulum disiplin ilmu atau yang dikenal dengan kurikulum subjek akademis, kurikulum pengembangan individu yang sering kita kenal dengan kurikulum humanistik, kurikulum berorientasi pada kehidupan masyarakat atau yang kita kenal dengan rekonstruksi sosial serta kurikulum teknologis.
Di hubungkan dengan desain kurikulum di atas, maka KTSP memiliki semua unsure tersebut yang sekaligus merupakan karakteristik KTSP itu sendiri, yakni:
a.       Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu. Hal ini dapat dilihat dari: pertama, struktur program KTSP yang memuat sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik. Setiap mata pelajaran yang harus dipelajari itu selain sesuai dengan nama-nama disiplin ilmu juga ditentukan jumlah jam pelajaran secara ketat. Kedua, kriteria keberhasilan KTSP lebih banyak diukur dari kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari sistem kelulusan yang ditentukan oleh standar minimal penguasaan isi pelajaran seperti yang diukur dari hasil Ujian Nasional. Soal-soal dalam UN itu lebih banyak bahkan seluruhnya menguji kemampuan kognitif siswa dalam setiap mata pelajaran. Walaupun dianjurkan kepada setiap guru menggunakan system penilaian proses misalnya dengan portofolio, namun pada akhirnya  kelulusan siswa ditentukan oleh sejauh mana siswa menguasai materi pelajaran.
b.      KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu. Hal ini dapat dilihat dari prinsip-prinsip pembelajaran dalam KTSP yang menekankan pada aktivitas siswa untuk mencapai dan menemukan sendiri materi pelajaran melalui berbagai pendekatan dan strategi pembelajaran.
c.       KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah. Hal ini tampak pada salah satu prinsip KTSP, yakni berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Dengan demikian, maka KTSP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh daerahnya masing-masing.
d.      KTSP merupakan kurikulum teknologis. Hal ini dapat dilihat dari adanya standar kompetensi, kompetensi dasar yang kemudian dijabarkan pada indikator hasil belajar, yakni sejumlah perilaku yang terukur sebagai bahan penilaian.  (Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, 129-131: 2008)

3.       Implementasi KTSP di Sekolah
Implementasi KTSP di sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang trampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat. Implementasi KTSP di sekolah merupakan pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan. Dalam hal ini, implementasi KTSP mencakup 3 hal, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
a.       Perencanaan
Perencanaan pengembangan kurikulum mencakup pengembangan program tahunan, program semesteran, program modul (pokok bahasan), program mingguan, program harian, program pengayaan dan remredial, serta bimbingan dan konseling.
b.      Pelaksanaan
Pelaksanaan KTSP perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
-          Pelaksanaan harus lebih menekankan pada praktek, baik di laboratorium maupun di masyarakat dan dunia kerja (lapangan kerja). Dalam hal ini setiap guru harus mampu memilih serta menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mempraktekkan apa-apa yang dipelajarinya.
-          Pembelajaran harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Dalam hal ini setiap guru harus mampu dan jeli melihat berbagai potensi masyarakat yang bisa didayagunakan sebagai sumber belajar, dan menjadi penghubung antara sekolah dengan lingkungannya.
-          Perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang demokratis, dan terbuka.
c.       Evaluasi
Evaluasi hasil belajar dalam implementasi KTSP dilakukan dengan penilaian kelas (ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir), tes kemampuan dasar, dan untuk memperbaiki program pembelajaran. (Muhammad Joko Susilo, M.Pd, 174-175: 2008)
4.       Pelaksanaan Pembelajaran di Sekolah dan Jenis-jenis Strategi Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran / pembelajaran  yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum. Langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi:
a.       Kegiatan awal/pendahuluan
Kegiatan awal atau pendahuluan pada dasarnya merupakan kegiatan awal yang harus ditempuh guru dan siswa pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran. Fungsinya untuk menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif, yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran yang baik. Efisiensi waktu dalam kegiatan awal ini perlu diperhatikan, karena waktu yang tersedia relatif singkat. Dengan waktu yang relatif singkat tersebut, diharapkan guru dapat menciptakan kondisi awal pembelajaran dengan baik sehingga dalam kegiatan inti pembelajaran siswa sudah siap mengikuti pembelajaran dengan baik.
b.      Kegiatan inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang menekankan pada proses pembentukan pengalaman belajar siswa. Pengalaman belajar dapat terjadi melalui kegiatan pembelajaran yang mengembangkan bentuk interaksi langsung antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lainnya.
c.       Kegiatan akhir
Kegiatan akhir atau penutup dalam pelaksanaan pembelajaran  tidak hanya diartikan sebagai kegiatan untuk menutup proses pembelajaran, tetapi juga sebagai hasil belajar siswa dan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut ini harus dilakukan berdasarkan pada proses dan hasil belajar. Guru perlu mengatur dan memanfaatkan waktu yang tersedia untuk kegiatan akhir pembelajaran yang cukup singkat ini seefisien mungkin. (Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd, 203-205: 2007)
Jenis-jenis strategi pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh guru, diantaranya :
Dalam implementasi KTSP di butuhkan adanya jenis-jenis strategi pembelajaran dalam menyampaikan suatu ilmu pengetahuan. Diantara jenis-jenis strategi pembelajaran yang  dapat dikembangkan oleh guru, diantarany:
a.        Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
Strategi pembelajaran ekspositori  adalah strategi pembelajaran yang menekankan pada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Fokus utama strategi ini adalah kamampuan akademis siswa. Metode pembelajaran dengan kuliah, merupakan bentuk strategi ekspositori.
b.      Strategi Pembelajaran inkuiri (SPI)
Strategi pembelajaran inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi pemberian ini sering juga dinamakan strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang berarti saya menemukan.
c.       Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan system pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademis, jenis kelamin, rasa tau suku yang berbeda (heterogen). Dengan adanya strategi pembelajran kooperatif seperti itu, maka dalam proses pembelajaran setiap individu akan saling membantu, mereka akan memiliki motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. (Prof. Dr. H. Wina Sanjaya, M.Pd, 299-309: 2008)
5.       Pengembangan Aktifitas, Kreatifitas, dan Motivasi bagi Peserta Didik
Dengan mengutip pemikiran Gibbs, E. Mulyasa (2003) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya, adalah:
  1. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan mengurangi rasa takut
  2. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah
  3. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya;
  4. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter
  5. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.
Sementara itu, Widada (1994) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa, guru dapat menggunakan pendekatan sebagai berikut :
  1. Self esteem approach; guru memperhatikan pengembangan self esteem (kesadaran akan harga diri) siswa.
  2. Creative approach; guru mengembangkan problem solving, brain storming, inquiry, dan role playing.
  3. Value clarification and moral development approach; guru mengembangkan pembelajaran dengan pendekatan holistik dan humanistik untuk mengembangkan segenap potensi siswa menuju tercapainya self actualization, dalam situasi ini pengembangan intelektual siswa akan mengiringi pengembangan seluruh aspek kepribadian siswa, termasuk dalam hal etik dan moral.
  4. Multiple talent approach; guru mengupayakan pengembangan seluruh potensi siswa untuk membangun self concept yang menunjang kesehatan mental.
  5. Inquiry approach; guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan proses mental dalam menemukan konsep atau prinsip ilmiah serta meningkatkan potensi intelektualnya.
  6. Pictorial riddle approach; guru mengembangkan metode untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil guna membantu meningkatkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif.
  7. Synetics approach; guru lebih memusatkan perhatian pada kompetensi siswa untuk mengembangkan berbagai bentuk kemampuannya untuk membuka inteligensinya dan mengembangkan kreativitasnya. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan kegiatan yang tidak rasional, kemudian berkembang menuju penemuan dan pemecahan masalah secara rasional.
Sedangkan untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, menurut E. Mulyasa (2003) perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
  1. Bahwa siswa akan belajar lebih giat apabila topik yang dipelajarinya menarik dan berguna bagi dirinya
  2. Tujuan pembelajaran harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada siswa sehingga mereka mengetahui tujuan belajar yang hendak dicapai. Siswa juga dilibatkan dalam penyusunan tersebut
  3. Siswa harus selalu diberitahu tentang hasil belajarnya
  4. Pemberian pujian dan hadiah lebih baik daripada hukuman, namun sewaktu-waktu hukuman juga diperlukan
  5. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual siswa, seperti : perbedaan kemampuan, latar belakang dan sikap terhadap sekolah atau subyek tertentu
  6. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan siswa dengan jalan memperhatikan kondisi fisiknya, rasa aman, menunjukkan bahwa guru peduli terhadap mereka, mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa memperoleh kepuasan dan penghargaan, serta mengarahkan pengalaman belajar kearah keberhasilan, sehingga mencapai prestasi dan mempunyai kepercayaan diri.( http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/pengembangan-aktivitas-kreativitas-dan-motivasi-siswa/)

IV.                KESIMPULAN
implementasi KTSP didefinisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisien pendidikan dalam suatu aktifitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan, dan hak sepenuhnya berada pada otonomi daerahnya masing-masing (desentralisasi).
karakteristik KTSP itu sendiri, yakni:
a.       Dilihat dari desainnya KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada disiplin ilmu.
b.      KTSP adalah kurikulum yang berorientasi pada pengembangan individu.
c.       KTSP adalah kurikulum yang mengakses kepentingan daerah